Pendidikan Karakter dari Menata Sepatu
Pendidikan karakter adalah sebuah usaha untuk mendidik,
membiasakan baik secara sadar maupun terencana karakter pribadi seorang manusia
sehingga bisa menjadi pribadi yang lebih disiplin, bertanggung jawab dan bermanfaat.
Dan suksesnya pendidikan karakter anak usia dini merupakan sebuah hal yang bisa
kita wujudkan dari berbagai hal kecil. Diantaranya pembiasaan menata sepatu
maupun sandal ketika berada di lingkungan sekolah maupun di rumah.
Ada teori yang umumnya kita kenal dengan butterfly effect, teori dimana secara
harfiah adalah kepakan kupu-kupu yang ada di hutan Amazon bisa memicu tornado
di Texas. Teori ini juga bisa kita terapkan di dunia pendidikan. Dimana hal
kecil yang kita tanamkan pada anak-anak bisa melahirkan banyak kebaikan di masa
yang akan datang.
Trendingkan contoh pendidikan karakter di sekolah adalah menata sepatu
atau sandal ketika hendak memasuki masjid. Hal ini memang sederhana, namun
tahukah Anda bahwa banyak orang tidak melakukan kebiasaan ini dan alhasil
banyak sepatu maupun sandal yang berserakan dan tidak rapi.
Nilai Pendidikan Karakter dari Kebiasaan Menata Sepatu
Pendidikan karakter yang sudah menjadi sebuah kebiasaan dan
tertanam sejak kecil bisa menjadi sebuah hal yang berpengaruh ketika anak beranjak
dewasa. Ketika anak terbiasa ada pada lingkungan dimana meletakkan sepatu
maupun sandal tanpa aturan, maka sampai
ia besar kebiasaan tersebut tetap akan terbawa. Oleh karena itu sekolah
mempunyai peranan penting untuk mensukseskan pendidikan karakter ini.
Pendidikan karakter anak usia dini di sekolah bisa kita mulai dari menata sepatu dimanapun mereka berada. Upaya tersebut bisa Anda lakukan ketika siswa hendak memasuki masjid untuk sholat dhuha maupun sholat dhuhur. Siswa bisa kita ajak berbaris dan seorang guru memberikan penjelasan akan pentingnya disiplin dan kerapian. Selanjutnya bersama-sama siswa dan guru bisa membaca doa masuk masjid. Dari hal kecil seperti menata sepatu kita akan memperoleh banyak nilai pendidikan karakter, diantaranya:
1. Disiplin
Siswa berangkat pagi ke sekolah untuk menghadiri sholat dhuha berjamaah merupakan sebuah upaya kita menanamkan ketaatan dan kedisiplinan di usia mereka. Dimana siswa bisa mempunyai kesadaran untuk mengikuti sunnah Rasul dan disamping itu mengikuti segala kegiatan yang menjadi program sekolah mereka. Dengan tujuan untuk menghasilkan siswa yang berakhlak dan karakter yang baik.
2. Kerapian
Pendidikan terkait kerapian tentunya selain di rumah, kita juga bisa mengandalkan aturan yang berlaku di masing-masing sekolah. Misalnya saja membiasakan anak menata sepatu ketika hendak memasuki kelas maupun masjid tentunya akan berakibat pada karakter anak hingga dewasa. Dimana mereka terbiasa melakukan segala sesuatu dengan rapid an terstruktur. Bukan hanya kerapian secara fisik namun dalam segala hal mereka akan lebih terstruktur, terorganisir, dan lebih teratur.
3. Tawadhu
Pembiasaan menata sepatu saat di sekolah tentu bisa menjadi sebuah pelajaran bagi mereka untuk bersikap tawadhu. Terutama kepada guru atau pendidik di sekolah karena mereka bisa melakukan berbagai hal baik dengan rendah hati. Contohnya saja jika mereka terbiasa menata sepatu atau sandal di sekolah, maka dimanapun ia berada ia akan memastikan bahwa sepatu dan sandal di sekitar mereka tidak berserakan. Contoh lainnya membantu guru dan mendengarkan nasehat mereka dengan rendah hati.
4. Bertanggung Jawab
Secara pengertiaan bertanggung jawab adalah kesadaran
seseorang dalam melaksanakan kewajiban dan secara sadar bisa menanggung segala resiko
terhadap perbuatan yang telah mereka lakukan. Saat rasa tanggung jawab tersebut
terbentuk dalam hati nurani seorang siswa maka mereka akan secara naluriah
merasa risih apabila ia melakukan atau menyalahi aturan. Dan merasa risih ketika
melakukan tindakan yang merugikan orang lain.
Tanggung jawab ketika berada di sekolah bukan hanya meliputi
kemampuan akademik namun secara umum terkait sikap dan akhlak mereka baik terhadap
guru, penjaga sekolah maupun siswa lain. Nah dari pembiasaan menata sepatu
secara rapi tentunya apabila anak sudah tertanam tanggung jawab maka setiap
individu akan bertanggung jawab pada dirinya sendiri maupun orang disekitarnya.
Alhasil sekolah menjadi enak dipandang dan terbebas dari barang-barang yang
tidak pada tempatnya.
Penelitian bahkan menunjukkan apabila karakter disiplin
disertai tanggung jawab atau bertanggung jawab dengan penuh disiplin akan
memberikan dampak positif. Terutama siswa akan berhasil melakukan penyesuaian
diri dan berhasil dalam development task
yang pendidik berikan.
Pada awalnya memang guru maupun orangtua harus menasehati
berulang kali, mengarahkan, kemudian memberikan bimbingan maupun memberikan
peringatan. Namun apabila nilai-nilai di atas sudah ada dalam diri mereka maka mereka
akan melakukan baik hal kecil (menata sepatu) maupun hal besar dengan ikhlas
dan senang hati.
Nilai-nilai di atas tentunya akan semakin optimal jika
antara orangtua dan pendidik di sekolah bisa bekerja sama dan berkoordinasi
untuk menanamkan masing-masing nilai. Sehingga meskipun sekolah libur dan
pendidikan karakter di masa pandemi harus kita lakukan di rumah bukan lagi
menjadi masalah besar. Karena anak akan terbiasa mengikuti aturan dan lebih
cepat membedakan mana yang boleh dilakukan dan tidak boleh dilakukan. Mari kita
sukseskan pendidikan karakter anak usia dini dimanapun lingkungan belajar
mereka dan dimulai dari hal sekecil menata sepatu. Sehingga kelak mereka akan
menjadi pribadi yang berakhlak dan berbudi baik.
Posting Komentar untuk "Pendidikan Karakter dari Menata Sepatu"