Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Tips Membawakan Story Telling Untuk Anak Usia Dini

Tips Membawakan Story Telling Untuk Anak Usia Dini

Cerita merupakan salah satu bagian yang disukai oleh anak-anak. Apalagi saat sedang rebahan dan menjelang tidur. Metode pendekatan terhadap anak melalui cerita juga disebut dengan storytelling. Metode storytelling merupakan metode yang dapat dilakukan tanpa mengenal waktu dan tempat. 

Storytelling merupakan salah satu metode pendekatan yang memiliki banyak sekali manfaat untuk perkembangan anak. Storytelling sebenarnya dapat dilakukan sejak anak masih di dalam kandungan. Ketika bayi baru lahir pun anak juga sudah mampu mendengar apa yang ada di sekitarnya, termasuk cerita yang anda berikan. 

Agar storytelling menjadi bermakna dan dapat mengembangkan karakter anak, sebaiknya simak beberapa ulasan berikut ini:

1. Baca Perlahan

Cara pertama agar cerita tersebut mengena, sebaiknya baca cerita secara perlahan. Anak kecil atau yang masih berada pada usia dini membutuhkan waktu sedikit lama untuk memahami apa yang anda ucapkan ketika bercerita. 

Waktu yang cukup untuk memperhatikan ucapan cerita anda akan menjadi hal yang sangat bermakna bagi daya cerna otak anak. Karena pola pikir anak usia dini dapat digolongkan masih sedikit lambat dibanding anak usia SD kelas atas. 

2. Sebutkan Kata Ganti Yang Mudah Dipahami

Tips agar storytelling berhasil dan mudah diserap anak selanjutnya ialah dengan menunjukkan benda-benda konkret. Anak usia dini sebenarnya akan berimajinasi sesuai dengan apa yang pernah mereka lihat, amati, dan juga rasakan. Anak usia dini akan sulit mencerna kalimat atau kata yang tidak pernah mereka ketahui sebelumnya. 

Gunakan kata ganti yang nyata. Misalnya, ketika anda melakukan storytelling tentang kerajaan, maka yang diketahui anak adalah sebuah bangunan yang didalamnya berisi raja dan ratu serta semua pelayannya. Jangan anda menggunakan kata kata yang tidak anak pahami, seperti kastil, kolosal dan lain sebagainya. Sebenarnya boleh saja, namun untuk menghindari miskomunikasi dengan anak usia dini sebaiknya gunakan kata yang familiar. 

3. Ubah Jenis Suara

Tips agar storytelling dapat dipahami dengan mudah selanjutnya ialah dengan mengubah jenis suara yang anda miliki. Ketika anda melakukan storytelling tentunya rata-rata akan membawakan suara tokoh sesuai dengan karakternya. Ini merupakan poin penting ketika melakukan sebuah storytelling kepada anak usia dini. 

Suara yang berbeda dapat mempermudah anak dalam memahami isi dari cerita yang anda sampaikan melalui metode storytelling. Misalnya, anda akan mengecilkan suara ketika cerita yang anda sampaikan tepat pada point wanita, begitupun sebaliknya, ketika pada poin pria anda akan membesarkan suara yang anda ucapkan. 

4. Cerita yang Menarik

Usia dini merupakan usia yang kental dengan cerita anak, dongeng, fabel, dan cerita keagamaan yang mudah dipahami. Storytelling sebenarnya harus mampu membawakan semua jenis cerita yang akan diucapkan. Karena anak-anak lebih menyukai dongeng dan sejenisnya, sudah sepatutnya anda memilihkan dongeng atau bacaan yang mengandung hikmah yang menarik. Temukan juga beberapan info parenting anak di tipsblogger.my.id

Itu tadi merupakan tips membawakan storytelling dengan baik agar dipahami anak usia dini. Karakter akan terbawa seiring dengan cara anda membentuk pribadi anak. 

Azza Blog Pengajar di MI Muhammadiyah 1 Plabuhanrejo

Posting Komentar untuk "Tips Membawakan Story Telling Untuk Anak Usia Dini"