Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Kisah Teladan dalam Menghadapi Siswa Slow Learner

Kisah Teladan dalam Menghadapi Siswa Slow Learner

Slow learner merupakan salah satu keadaan dimana siswa tidak dapat mengikuti kegiatan belajar sesuai dengan usia dan kemampuan yang seharusnya. Keadaan slow learner membuat guru harus ekstra dalam menuntaskan kewajibannya agar siswa tersebut dapat mengejar keterlambatannya. 

Siswa slow learner tidak bisa dibiarkan begitu saja, melainkan harus diberikan sebuah penanganan khusus. Sebagaimana yang pernah dicontohkan oleh Imam Syafi'i berikut ini.

Dalam kitab Imam Syafi'i telah ditulis kisah, bagaimana cara Imam Syafii, sebagai guru mengajar salah satu muridnya yang sangat lamban dalam memahami pelajaran. Dia adalah Ar Rabi’ bin Sulaiman, murid paling slow learner. Berkali-kali diterangkan oleh sang guru Imam Syafii, tapi Robi’tak juga faham. Setelah menerangkan pelajaran, Imam Syafii bertanya,

“Rabi’ Sudah faham paham belum ?”

“Belum faham,”jawab Rabi’.

Dengan kesabaranya, sang guru mengulang lagi pelajaranya,lalu ditanya kembali,”sudah faham belum? Belum.

Berulang diterangkan sampai 39x Rabi’ tak juga paham.

Merasa mengecewakan gurunya dan juga malu, Rabi’ beringsut pelan-pelan keluar dari majelis ilmu. Selesai memberi pelajaran Imam Syafii mencari Robi’, melihat muridnya dia berkata,”Robi’ kemarilah, datanglah ke rumah saya !”.

Sebagai seorang guru yang baik, Imam Syafi'i memberi sebuah pelayanan yang khusus.

Sang Imam mengajarkan Rabi’ secara privat, dan ditanya kembali,”Sudah paham belum ?

Hasilnya? Rabi’ bin Sulaiman tidak juga paham.

Apakah Imam Asy-Syafi’i berputus asa?

Menghakimi Rabi’ bin Sulaiman sebagai murid bodoh? Sekali-kali tidak.

Beliau berkata,”Muridku, sebatas inilah kemampuanku mengajarimu. Ketika kamu belum paham, segeralah berdoa kepada Allah agar Allah menurunkan pemahaman kepadamu tentang ilmu yang sedang kau pelajari. Disini saya hanya berperan sebagai perantara sebuah ilmu. Allah lah yang memiliki ilmu ini. Andai ilmu yang aku ajarkan ini sesendok makanan, pastilah aku akan menyuapkannya kepadamu.”

Mengikuti nasihat gurunya, Rabi’ bin Sulaiman rajin sekali bermunajat berdoa kepada Allah dalam kekhusyukan. Dia juga bersungguh-sungguh dalam belajar. Keikhlasan, kesalehan, dan kesungguhan, inilah amalannya Rabi’ bin Sulaiman.

Tahukah kita? Rabi’ bin Sulaiman kemudian berkembang menjadi salah satu ulama besar Madzhab Syafi’i dan termasuk perawi hadis yang sangat kredibel dan terpercaya dalam periwayatannya. Hingga saat ini, sang slow learner itu telah menjadi seorang ulama besar.

Inilah salah satu hikmah dari kesabaran seorang Imam Syafii.

Adakah kita, para guru dan orangtua bisa meneladani kesabaran Imam Syafii dalam mengajar ?

Berapa kuat kita meyakini bahwa tidak ada anak dan murid yang bodoh?

Sudahkan kita, para guru dan orangtua mendoakan anak-anak dan murid didik kita agar difahamkan pelajaran ?

Azza Blog Pengajar di MI Muhammadiyah 1 Plabuhanrejo

Posting Komentar untuk "Kisah Teladan dalam Menghadapi Siswa Slow Learner"